Naif - Kontak Jodoh (HQ Audio)

+bobby gahara Caritas oh begitu ya om yaaaa

Setuju bang Bobby, jodoh itu gak cuma soal pertemuan, tapi bagaimana kita menjalaninya hingga akhir usia kita. Kita sebagai manusia sudah sepatutnya terus berjuang. Seperti kata Pak Yanto Schepens.
cc: CA

Saya jadi keinget sama pengalaman pribadi saya pas sendal swallow kuning saya ketuker di mesjid jadi sebalah kanan saya warna merah.. kemudian saat saya ke mesjid lagi berikutnya ketemu dengan pasangan aslinya. Kalo takdir memang sudah diatur dari yang Di Atas. Mengutip yang dinyatakan mas Nugraha Ari (2014), “kis…keep it simple”, saya sependapat kalau jodoh ngga usah terlalu dipikirin. Namun idealnya itu tidak cukup, karena kalo kata bang Tarikh Asyraf (2022), kita sebagai manusia sudah sepatutnya harus terus berjuang. Jadi yang penting fokus dan semangat terus dalam berbuat kebaikan pasti ada jalannya sendiri nanti 👍

@@afteraftersun di masjid mana mbak? saya juga pernah tapi ukuran kaki saya 41.
Semangat Mbak, harus jalani yang sudah pasti memang jangan sampai ada keraguan. Karena keraguan sering kali berujung penyesalan.

@@tarikhasyraf9115 saya biasa di mesjid Cut Meutia biar abis itu bisa makan sop buntut. Wah saya ada dissenting opinion ttg harus menjalankan yg pasti2 saja karena di dunia ini tidak ada yg pasti kecuali kematian mas. Jadi lebih baik menyesal karena setiap penyesalan selalu ada garis abu kilap alias silver lining untuk kita terus belajar dlm hidup.

Mantaff bang!

Mantab Pak Yanto!
cc : CA, 2022

Setuju mang mending manis di akhir… apalagi kalo yg bikin manis hubungannya yg sudah dibangun

@@afteraftersun Semangat. Kita semua mengharapkan akhir yang manis, nikmati saja prosesnya dengan penuh keyakinan :)

@@tarikhasyraf9115 kalau dengan keyakinan masing-masing boleh ya kang?

@@afteraftersun Semuanya bisa diselesaikan dengan kepala dingin hingga menemukan jawabannya. Membuat saya teringat akan kata2 Rahvana yang saya lupa tahun berapa jadi gak tahu ngutipnya gmn.
"Tuhan, bila cintaku kepada Sinta terlarang, mengapa kau bangun megah rasa ini dalam sukmaku?"